Sabtu, 23 Oktober 2010

ILMU SOSIAL DASAR (3)

BAB 3
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
·   Pertumbuhan Individu
            Ada delapan tahap di mana seorang manusia sehat berkembang harus lulus dari bayi sampai dewasa akhir. Dalam setiap tahap orang menghadapi, dan mudah-mudahan master, tantangan baru. Setiap tahap dibangun di atas berhasil menyelesaikan tahap sebelumnya. Tantangan tahap tidak berhasil menyelesaikan dapat diharapkan muncul kembali sebagai masalah di masa mendatang.
1.    Harapan: Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (Bayi, 0 sampai 1 tahun)
Tahap pertama
 di sekitar kebutuhan dasar bayi yang dipenuhi oleh orang tua. bayi tergantung pada orang tua, terutama ibu, untuk makanan, makanan, dan kenyamanan. pemahaman relatif anak tentang dunia dan masyarakat berasal dari orang tua dan interaksi mereka dengan anak. Jika orang tua mengekspos anak untuk kehangatan, keteraturan, dan kasih sayang diandalkan, melihat bayi dunia akan menjadi salah satu kepercayaan. Jika orang tua gagal untuk menyediakan lingkungan yang aman dan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak rasa ketidakpercayaan akan menghasilkan. Tugas perkembangan utama dalam bayi adalah untuk mengetahui apakah atau tidak orang lain, terutama pengasuh utama, secara teratur memenuhi kebutuhan dasar. Jika pengasuh konsisten adalah sumber makanan, kenyamanan, dan kasih sayang, bayi belajar kepercayaan-bahwa orang lain dapat diandalkan dan dapat diandalkan. Jika mereka yang lalai, atau mungkin bahkan kasar, bayi belajar bukan ketidakpercayaan-bahwa dunia adalah di tempat yang dapat diandalkan, tidak terduga, dan mungkin berbahaya.
2.    Will: Otonomi vs Malu & Doubt (Balita, 2 sampai 3 tahun)
Sebagai kontrol anak keuntungan atas fungsi eliminatif dan kemampuan motor, mereka mulai mengeksplorasi lingkungan mereka. Orang tua masih menyediakan dasar yang kuat keamanan dari mana anak dapat menjelajah untuk menegaskan keinginan mereka
kesabaran Para orangtua dan dorongan membantu otonomi mendorong pada anak. orang tua sangat terbatas, bagaimanapun, adalah lebih mungkin untuk menanamkan anak dengan rasa keraguan dan keengganan untuk mencoba tantangan baru. Ketika mereka mendapatkan peningkatan koordinasi otot dan mobilitas, balita menjadi yang mampu memuaskan beberapa kebutuhan mereka sendiri. Mereka mulai makan sendiri, mencuci dan berpakaian sendiri, dan menggunakan kamar mandi. Jika pengasuh mendorong perilaku mandiri, balita mengembangkan rasa rasa otonomi-sebuah yang mampu menangani banyak masalah sendiri. Tetapi jika pengasuh permintaan terlalu banyak terlalu cepat, menolak untuk membiarkan anak-anak melakukan tugas-tugas yang mereka mampu, atau mengejek upaya awal pada swasembada, anak-anak malah dapat mengembangkan rasa malu dan keraguan tentang kemampuan mereka untuk menangani masalah.
3.    Tujuan: Inisiatif vs Rasa Bersalah (Preschool, 4 sampai 6 tahun)
Inisiatif menambah otonomi kualitas untuk diusahakan, perencanaan dan menyerang tugas demi menjadi aktif dan bergerak. Anak adalah belajar untuk menguasai dunia di sekelilingnya, belajar keterampilan dasar dan prinsip-prinsip fisika. Hal-hal yang jatuh, tidak sampai. hal Round roll. Ia belajar bagaimana zip dan dasi, menghitung dan berbicara dengan mudah. Pada tahap ini, anak ingin memulai dan menyelesaikan tindakan sendiri untuk suatu tujuan. Rasa bersalah adalah emosi yang baru membingungkan. Dia mungkin merasa bersalah atas hal-hal yang secara logis tidak harus menyebabkan rasa bersalah. Perkembangan keberanian dan kemerdekaan adalah apa yang diatur anak-anak prasekolah, usia tiga sampai enam tahun, terlepas dari kelompok usia lainnya. Anak-anak kecil dalam kategori ini menghadapi tantangan inisiatif versus rasa bersalah
Kegiatan mencari oleh anak dalam tahap ini mungkin termasuk mengambil risiko perilaku, seperti menyeberang jalan sendirian atau mengendarai sepeda tanpa helm; contoh kedua melibatkan diri-batas. Dalam kasus yang membutuhkan inisiatif, anak juga dapat mengembangkan perilaku negatif. Perilaku ini adalah hasil dari anak mengembangkan rasa frustrasi karena tidak dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan dan mungkin terlibat dalam perilaku yang tampaknya agresif, kejam, dan terlalu tegas kepada orang tua. perilaku agresif, seperti melempar obyek, memukul, atau berteriak, merupakan contoh perilaku yang diamati selama tahap ini.
Anak-anak prasekolah semakin mampu menyelesaikan tugas sendiri, dan dengan kemerdekaan ini berkembang datang banyak pilihan tentang kegiatan untuk dikejar. Terkadang anak-anak mengambil proyek-proyek mereka dengan mudah dapat menyelesaikan, tetapi pada waktu lain mereka melaksanakan proyek-proyek yang berada di luar kemampuan mereka atau yang mengganggu dengan rencana orang lain dan kegiatan.
4.    Kompetensi: Industri vs Rendah diri (Anak, 7 sampai 11 tahun)
Tujuannya untuk membawa situasi produktif untuk penyelesaian secara bertahap menggantikan pada keinginan dan keinginan bermain. Dasar-dasar teknologi dikembangkan. Untuk kehilangan harapan seperti asosiasi "rajin" dapat menarik anak kembali ke persaingan, lebih terisolasi keluarga kurang sadar waktu oedipal."Anak-anak pada usia ini menjadi lebih sadar akan diri mereka sebagai individu." Mereka bekerja keras "yang bertanggung jawab, yang baik dan melakukannya dengan benar." Mereka sekarang lebih masuk akal untuk berbagi dan bekerjasama. Allen dan Marotz (2003) juga daftar beberapa ciri perseptual perkembangan kognitif khusus untuk kelompok usia ini: Anak-anak memahami konsep-konsep ruang dan waktu, di lebih logis, cara praktis, mulai memahami, mendapatkan pemahaman yang lebih baik sebab dan akibat dan memahami waktu kalender . Pada tahap ini, anak-anak bersemangat untuk belajar dan mencapai keterampilan yang lebih kompleks: membaca, menulis, menceritakan waktu. 
Anak-anak  didorong untuk membuat dan melakukan sesuatu dan kemudian dipuji karena prestasi mereka, mereka mulai menunjukkan industri dengan menjadi rajin, tekun pada tugas sampai selesai, dan menempatkan bekerja sebelum kesenangan. Jika anak-anak, bukan ditertawakan atau dihukum karena upaya mereka atau jika mereka menemukan bahwa mereka tidak mampu memenuhi guru dan orangtua harapan, mereka mengembangkan perasaan rendah diri tentang kemampuan mereka.
5.    Fidelity: Identitas vs Kebingungan Peran (Remaja, 12 sampai 19 tahun)
Remaja yang baru peduli dengan bagaimana mereka muncul kepada orang lain. identitas superego adalah keyakinan diakui bahwa kesamaan luar dan kontinuitas disusun pada masa yang akan dicocokkan dengan persamaan dan kontinuitas satu makna untuk diri sendiri, sebagaimana dibuktikan dalam janji karier. Kemampuan untuk menetap di sekolah atau identitas pekerjaan yang menyenangkan. Dalam stadium akhir Remaja, anak mengembangkan rasa identitas seksual.
 Ketika mereka membuat transisi dari masa kanak-kanak sampai dewasa, remaja merenungkan peran mereka akan bermain di dunia orang dewasa. Awalnya, mereka cenderung untuk mengalami ide peran beberapa kebingungan-campuran dan perasaan tentang cara-cara tertentu di mana mereka akan masuk ke dalam masyarakat-percobaan dan dapat dengan berbagai perilaku dan aktivitas (misalnya bermain-main dengan mobil, bayi-duduk untuk tetangga, afiliasi dengan kelompok-kelompok politik atau agama tertentu). Yang unik tentang tahap Identitas adalah bahwa itu adalah semacam khusus sintesis tahap-tahap awal dan semacam khusus antisipasi yang kemudian orang. Pemuda memiliki kualitas yang unik tertentu dalam hidup seseorang, yang merupakan jembatan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Masa muda adalah masa perubahan radikal-perubahan tubuh yang besar menyertai pubertas, kemampuan pikiran untuk mencari maksud sendiri dan niat orang lain, tiba-tiba mempertajam kesadaran masyarakat peran telah ditawarkan untuk kehidupan selanjutnya.
6.    Love: Keintiman vs Isolasi (Muda Dewasa, 20 sampai 34 tahun)
Tubuh dan ego harus master mode organ dan konflik nuklir lainnya dalam rangka menghadapi rasa takut kehilangan ego dalam situasi yang panggilan untuk diri ditinggalkan. Menghindari pengalaman ini mengarah pada keterbukaan dan self-penyerapan
Setelah identitas mereka orang telah ditetapkan, mereka siap untuk membuat komitmen jangka panjang kepada orang lain. Mereka menjadi mampu membentuk intim, hubungan timbal balik (misalnya melalui persahabatan dekat atau perkawinan) dan bersedia membuat pengorbanan dan kompromi bahwa hubungan seperti membutuhkan. Jika orang tidak dapat membentuk hubungan intim - mungkin karena kebutuhan mereka sendiri - rasa isolasi dapat mengakibatkan.
7.    Perawatan: generativity vs Stagnasi (Dewasa Tengah, 35 sampai 65 tahun)
Generativity menjadi perhatian untuk mendirikan dan membimbing generasi berikutnya. Sosial-dihargai kerja dan disiplin merupakan ekspresi generativity. Cukup memiliki atau menginginkan anak-anak tidak dalam dan dari dirinya sendiri mencapai generativity.
 Selama usia pertengahan tugas perkembangan utama adalah salah satu memberikan kontribusi bagi masyarakat dan membantu untuk membimbing generasi mendatang. Ketika seseorang memberikan kontribusi selama periode ini, mungkin dengan mengangkat keluarga atau bekerja menuju perbaikan masyarakat, rasa rasa generativity-a-prestasi produktivitas dan hasil.
8.    Hikmah: Ego Integritas vs Despair (Senior, 65 tahun dan seterusnya)
Saat kita tumbuh dewasa dan menjadi warga negara senior kita cenderung untuk memperlambat produktivitas kita dan menjelajahi hidup sebagai orang pensiunan. Hal ini selama ini waktu itu kita renungkan prestasi kami dan mampu mengembangkan integritas jika kita melihat diri kita sebagai menjalani kehidupan yang sukses. Jika kita melihat kehidupan kita sebagai tidak produktif, atau merasa bahwa kita tidak mencapai tujuan hidup kita, kita menjadi tidak puas dengan kehidupan dan putus asa berkembang, yang sering menimbulkan depresi dan keputusasaan
Tugas perkembangan terakhir adalah retrospeksi: orang-orang melihat kembali kehidupan mereka dan prestasi.



*  Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi.. individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

             

* Pengertian Pertumbuhan
            Pertumbuhan mengacu pada peningkatan kuantitas beberapa dari waktu ke waktu. Kuantitas yang dapat berupa:
            *Fisik (misalnya, pertumbuhan tinggi, pertumbuhan dalam jumlah uang)
            *Abstrak (misalnya, sistem menjadi lebih kompleks, organisme menjadi lebih dewasa)
* Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
1.    Keturunan = Keturunan adalah lulus pada karakteristik dari orang tua kepada anak-anak mereka.
2.    Kesehatan = Kesehatan berarti secara fisik, mental dan sosial sesuai.
3.    Makanan dan Kebiasaan Makanan = Tubuh membutuhkan berbagai jenis nutrisi untuk pertumbuhan, energi dan perbaikan, Tubuh membutuhkan nutrisi yang berbeda; karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat dan lemak menyediakan tubuh dengan kebutuhan energi. Protein menyediakan bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan. Vitamin dan mineral menjaga tubuh dalam kondisi baik. Air sangat penting untuk metabolisme dan untuk buang air besar. Hal ini juga menentukan jumlah darah yang beredar.
4.    Makanan Kebiasaan Baik = Makan banyak makanan dari biji-bijian dan sereal. Mereka adalah makanan yang memberi Anda energi. Makanlah makanan yang kaya protein. Mereka adalah makanan yang membuat Anda tumbuh. Makan buah-buahan dan sayuran. Mereka adalah makanan yang mengatur pertumbuhan anda. Beberapa sayuran sangat baik jika dimakan mentah. Lainnya harus ringan dimasak sehingga nutrisi mereka tidak akan hilang. Makan lebih sedikit lemak, asin atau makanan manis. Terlalu banyak dari ini dapat menyebabkan penyakit. Minum banyak air.
5.    Good Health Kebiasaan =  Menjaga kebersihan Bersih-membuat kebiasaan. Mandi sehari-hari. Cuci tangan Anda sesering yang diperlukan.. Sikat gigi Anda. Pastikan untuk membersihkan hidung dan telinga. Menjaga diri sendiri bersih dapat menjaga dari beberapa kuman yang menyebabkan penyakit.. Latihan-tubuh Anda juga perlu latihan. Exercise makes your muscles strong. Latihan membuat otot Anda kuat. Hal ini juga meningkatkan fleksibilitas Anda dan membuat hati Anda, paru-paru dan bagian tubuh lainnya bekerja secara efisien. Bermain juga latihan. Istirahat-saat Anda harus latihan, anda juga perlu istirahat. Otot lelah ketika mereka bekerja terlalu keras. Ketika otot-otot Anda lelah, mereka tidak dapat bekerja dengan baik. Beristirahat setelah bekerja atau bermain. Anda beristirahat ketika Anda duduk dan membaca buku atau mendengarkan musik. Tidur adalah bentuk istirahat.
6.    Penyakit = Beberapa penyakit dapat mempengaruhi bayi sebelum mereka dilahirkan atau saat lahir. Penyakit ini dapat mempengaruhi beberapa bagian tubuh seperti otak, dalam hal ini anak dapat menjadi lumpuh atau cacat mental. Kebutaan juga dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan fisik dan sosial anak.


·   Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
9. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

* Macam – macam Keluarga

Bentuk keluarga

Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas.
 Berdasarkan lokasi
  • Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
  • Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
  • Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
  • Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);
  • Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;
  • Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;
  • Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri .

 Berdasarkan pola otoritas

  • Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)
  • Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)
  • Equalitarian, suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

·   Individu, Keluargadan Masyarakat
* Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.
Keluarga inti (”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI (1998).
Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. (Ki Hajar Dewantara)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis). Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : – Unit terkecil dari masyarakat – Terdiri atas 2 orang atau lebih – Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah – Hidup dalam satu rumah tangga – Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga – Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga – Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing – Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan


* Golongan Masyarakat
         Terdapat 2 golongan masyarakat yang akan saya jelaskan yaitu masyakarat desa dan masyarakat kota
         Masyarakat desa = Suatu kesatuan hokum yang bertempat tinggal yang lama di suatu daerah tertentu dan memiliki pemerintahan tersendiri. Bersifat homogen ( sama ) dan rasa kekeluargaan yg kuat.
         Masyarakat kota = Masyarakat yang lebih ditekankan pada sifat – sifat kehidupannya serta ciri – ciri kehidupannya. Kehidupan keagamaannya cenderuang kea rah duniawi yang kehidupan masyarakatnya berada dalam lingkungan ekonomi, sangat rasional atau hubungan interaksi jauh lebih formal.
         Perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota adalah Lingkungan, Mata pencaharian, Ukuran komunitas, Kepadatan penduduk, Mobilitas sosial, Pelapisan sosial, Deferensi sosial, Kesetiakawanan sosial, Homogenitas dan Interaksi sosial.
·   Perbedaan Non Industri dan Industri
è Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
A.   Kelompok Primer  :  Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya : keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
B.   Kelompok Sekunder  :  Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif. Para anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya.   Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.

è   Masyarakat Industri
               Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya daiabaikan (Soerjono Soekanto, 1982 :190). Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi cirri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Laju pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi lebih nyata dan timbul konflik-konflik  yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industralis mengganti tenaga manusia dengan mesin.


·   Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
* Makna Individu
         Mahluk individu berarti mahluk yang tidak dapat di bagi 2 dan tidak dapat di pisah – pisahkan antara jiwa dan raga.
* Makna Masyarakat
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Oleh kerana sesebuah masyarakat yang inginkan kestabilan memerlukan ahli-ahli yang sanggup menolong antara satu sama lain, maka ia perlu kepada nilai-nilai murni seperti kerakyatanhak dan etika. Ini merupakan perkara asas untuk mencapai keadilan. Jika nilai-nilai ini gagal dipatuhi, orang akan mengatakan sesebuah masyarakat tersebut sebagai tidak adil dan musibah akan berlaku.
Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeza, namun cara ia musnah adalah selalunya sama: penipuanpencuriankeganasanpeperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan muncul daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang tinggal.



* Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
         Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
         Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.

·   Urbanisasi
* Pengertian
Pengertian urbanisasi yang sebenarnya menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi. Contohnya adalah daerah Cibinong dan Bontang yang berubah dari desa ke kota karena adanya kegiatan industri. Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang pindah dari desa ke kota, karena adanya penarik di kota, misal kesempatan kerja.
Pengertian urbanisasi inipun berbeda-beda, sesuai dengan interpretasi setiap orang yang berbeda-beda. Dari suatu makalah Ceramah Umum di UNIJA, yang dibawakan oleh Ir. Triatno Yudo Harjoko pengertian urbanisasi diartikan sebagai suatu proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah yang non-urban menjadi urban. Secara spasial. Hal ini dikatakan sebagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional.
Pengertian lain dari urbanisasi, dikemukakan oleh Dr. PJM Nas dalam bukunya Pengantar Sosiologi Kota yaitu Kota Didunia Ketiga. Pada pengertian pertama diutarakan bahwa urbanisasi merupakan suatu proses pembentukan kota, suatu proses yang digerakkan oleh perubahan struktural dalam masyarakat sehingga daerah-daerah yang dulu merupakan daerah pedesaan dengan struktur mata pencaharian yang agraris maupun sifat kehidupan masyarakatnya lambat laun atau melalui proses yang mendadak memperoleh sifat kehidupan kota. Pengertian kedua dari urbanisasi adalah, bahwa urbanisasi menyangkut adanya gejala perluasan pengaruh kota ke pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, ekonomi, sosial dan psikologi.
Dari beberapa pengertian mengenai urbanisasi yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian urbanisasi adalah merupakan suatu proses perubahan dari desa ke kota yang meliputi wilayah/ daerah beserta masyarakat di dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek-aspek fisik/ morfologi, sosial, ekonomi, budaya, dan psikologi masyarakatnya.

           * Proses Terjadinya Urbanisasi
Latar belakang terjadinya urbanisasi pada negara indusrti maju dengan negara yang berkembang mempunyai beberapa perbedaan yang terdiri dari:
  • Negara Industri Maju
- pada negara industri maju, urbanisasi dimulai sejak industrialisasi, jadi industri merupakan titik tolak terjadinya urbanisasi
- penduduk kota meningkat lebih lambat dibandungkan di negara berkembang
- pertumbuhan kota relatif lebih imbang (perbedaan tidak besar)
“proses urbanisasi merupakan proses ekonomi”
  • Negara Sedang Berkembang
- urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju)
- penduduk kota meningkat cepat
- urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin cepat proses urbanisasinya, adanya konsep “Primate City”
“proses urbanisasi bersifat demografi”
Dari uraian di atas, jelas bahwa sejak PD II, proses urbanisasi di negara berkembang terjadi terlebih dulu dan kemudian menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya, saat ini seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri (dibangunnya daerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran Jakarta dibangun beberapa daerah industri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri menjadi kurang tepat karena sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi.Selain itu telah disebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan proporsi jumlah penduduk kota, dalam buku Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh:
- gejala alami, yaitu kelahiran
- masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi (rural-urban, urban-urban)
Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen urbanisasi. Dari kedua komponen tersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran.
Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerah kota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikan lapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam kenyataannya sebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa atau daerah mereka untuk pindah ke kota.
Secara terperinci faktor penyebab adanya urbanisasi adalah karena adanya faktor utama yang klasik yaitu kemiskinan di daerah pedesaan. Faktor utama ini melahirkan dua faktor penyebab adanya urbanisasi yaitu:
  • faktor penarik (pull factors)
orang desa tertarik ke kota adalah suatu yang lumrah yang sebab-sebabnya bagi individu atau kelompok mungkin berbeda satu sama lain dilihat dari kepentingan individu tadi. Beberapa alasan yang menarik mereka pindah ke kota diantaranya adalah:
- melanjutkan sekolah, karena di desa tidak ada fasilitasnya atau mutu kurang
- pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau mudahnya membuka usaha kecil-kecilan
- tingkat upah di kota yang lebih tinggi
- keamanan di kota lebih terjamin
- hiburan lebih banyak
- kebebasan pribadi lebih luas
- adat atau agama lebih longgar


  • Faktor pendorong (Push factors)
Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa umumnya mempercepat proses urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong tumbulnya urbanisasi. Faktor pendorong yang dimaksud diantaranya adalah:
- keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis
- keadaan kemiskinan desa yang seakan-akan abadi
- lapangan kerja yang hampir tidak ada
- pendapatan yang rendah
- keamanan yang kurang
- adat istiadat yang ketat
- kurang fasilitas pendidikan
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa faktor utama penyebab timbulnya urbanisasi yang paling kuat adalah faktor ekonomi (menjadi motif utama para migran), selain itu disusul dengan faktor tingkat pendidikan.
Penyebab lain dari terjadinya urbanisasi adalah karena terjadinya “overruralisasi” yaitu tingkat dan cara produksi di pedesaan terdapat terlalu banyak orang.
Berbeda dengan jaman sebelum terjadinya industrialisasi, pada jaman tersebut proses timbulnya kota-kota di negara-negara wilayah Asia dipengaruhi oleh faktor-faktor:
- ekologi: adanya lingkungan alamiah yang menguntungkan dapat memperngaruhi tumbuhnya suatu kota
- teknologi: adanya perkembangan teknologi sesuai kemajuan jaman
- organisasi sosial: ditandai dengan adanya pembagian kerja
Sedangkan faktor penggerak terjadinya urbanisasi sebelum industrialisasi adalah:
- lembaga militer
- agama, penyebaran dan misi agama
- politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar